Menurut laporan media, ketika banjir bandang terjadi, korban-korban yang meninggal diperkirakan kehilangan nyawa mereka karena tenggelam dan terseret arus, yang juga membawa kayu gelondongan serta bebatuan dari telaga di atas gunung.
Pemerintah telah memutuskan memberlakukan masa tanggap darurat selama 14 hari guna memusatkan berbagai upaya bagi penyelamatan nyawa para korban banjir.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)telah mengirimkan tiga tenda peleton, 80 tenda keluarga, 200 lembar tenda gulung, 60 tempat tidur darurat, 500 paket pakaian, 150 paket perlengkapan bayi dan anak, 100 lembar tikar, 2.250 paket makanan siap saji dan 2.500 kilogram obat-obat dari Kementerian Kesehatan ke berbagai lokasi penanggulangan bencana.
Banjir bandang melumpuhkan Wasior secara total sehingga pencarian dan bantuan bagi para korban dilakukan melalui jalur laut.
Akses terhadap wilayah tersebut melalui jalur transportasi darat dan udara terputus, demikian pula dengan saluran komunikasi dan pasokan listrik ke lokasi bencana.
Sepuluh orang tewas dan ratusan rumah terendam akibat banjir bandang yang melanda Wasior ibukota Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat, provinsi yang termasuk jarang penduduk.
Banjir terjadi setelah hujan lebat mengguyur wilayah itu sejak Ahad hingga Senin pagi. Korban tewas diduga akibat tenggelam dan terseret arus banjir yang juga membawa kayu gelondongan serta bebatuan dari telaga yang berada di atas gunung.
"Korban yang sudah ditemukan saat ini 10 orang meninggal. Aparat Koramil 1703-07 di Wasior sudah bekerjasama dengan aparat Polres Wondama serta masyarakat untuk memberikan bantuan dan pencarian korban," ujar Danramil 1703-07 Letnan Satu D Aronggear ketika dikonfirmasi melalui ponsel dari Jayapura, Senin.
Dia mengatakan, sekarang ratusan warga terpaksa mengungsi di Kantor Bupati Teluk Wondama (lama) yang berada di kota Wasior, jaraknya sekitar 200 meter dari Kantor Koramil setempat. "Lokasi pengungsian dipusatkan di Kantor Bupati Teluk Wondama mengingat posisi kantor berada di daerah yang lebih tinggi," katanya.
Banjir bandang juga mengakibatkan sejumlah jembatan yang menghubungkan antara distrik menuju ibukota kabupaten terputus.
"Tahap awal, TNI dan Polri turun langsung mengevakuasi seluruh warga distrik Wasior dan Iboy ke kantor Bupati Teluk Wondama lama, yang berada di areal lebih tinggi dan tidak terkena banjir bandang. Langkah ini diambil agar lebih mudah penanganan bagi para pengungsi," katanya.
Sampai sekarang, katanya, korban tewas yang sudah dievakuasi telah diserahkan ke pihak keluarga masing-masing untuk dimakamkan.
"Kemungkinan korban meninggal masih bertambah mengingat masih ada beberapa distrik yang belum bisa dilakukan upaya evakuasi mengingat jalan penghubung dari ibukota terputus tersapu banjir bandang," ujarnya.
Menurut dia, dengan melihat kondisi sekarang kemungkinan proses evakuasi akan dilanjutkan pada Selasa pagi dengan tambahan tim gabungan dari Provinsi Papua Barat.
"Besok, tim evakuasi dari Provinsi Papua barat akan tiba guna membantu personil TNI dan Polri di Wasior. Kami harapkan alat berat dari sejumlah perusahaan kayu bisa masuk ke Kota Wasior guna membantu menghubungkan sejumlah ruas jalan yang terputus," katanya.
Saat ini, penerbangan dari Manokwari menuju bandara Teluk Wondama belum bisa beroperasi karena landasan pacu di bandara Teluk Wondama masih tergenang air yang cukup tinggi.
Semoga orang-orang yang meninggal diterima disisi tuhan..
Banjir terjadi setelah hujan lebat mengguyur wilayah itu sejak Ahad hingga Senin pagi. Korban tewas diduga akibat tenggelam dan terseret arus banjir yang juga membawa kayu gelondongan serta bebatuan dari telaga yang berada di atas gunung.
"Korban yang sudah ditemukan saat ini 10 orang meninggal. Aparat Koramil 1703-07 di Wasior sudah bekerjasama dengan aparat Polres Wondama serta masyarakat untuk memberikan bantuan dan pencarian korban," ujar Danramil 1703-07 Letnan Satu D Aronggear ketika dikonfirmasi melalui ponsel dari Jayapura, Senin.
Dia mengatakan, sekarang ratusan warga terpaksa mengungsi di Kantor Bupati Teluk Wondama (lama) yang berada di kota Wasior, jaraknya sekitar 200 meter dari Kantor Koramil setempat. "Lokasi pengungsian dipusatkan di Kantor Bupati Teluk Wondama mengingat posisi kantor berada di daerah yang lebih tinggi," katanya.
Banjir bandang juga mengakibatkan sejumlah jembatan yang menghubungkan antara distrik menuju ibukota kabupaten terputus.
"Tahap awal, TNI dan Polri turun langsung mengevakuasi seluruh warga distrik Wasior dan Iboy ke kantor Bupati Teluk Wondama lama, yang berada di areal lebih tinggi dan tidak terkena banjir bandang. Langkah ini diambil agar lebih mudah penanganan bagi para pengungsi," katanya.
Sampai sekarang, katanya, korban tewas yang sudah dievakuasi telah diserahkan ke pihak keluarga masing-masing untuk dimakamkan.
"Kemungkinan korban meninggal masih bertambah mengingat masih ada beberapa distrik yang belum bisa dilakukan upaya evakuasi mengingat jalan penghubung dari ibukota terputus tersapu banjir bandang," ujarnya.
Menurut dia, dengan melihat kondisi sekarang kemungkinan proses evakuasi akan dilanjutkan pada Selasa pagi dengan tambahan tim gabungan dari Provinsi Papua Barat.
"Besok, tim evakuasi dari Provinsi Papua barat akan tiba guna membantu personil TNI dan Polri di Wasior. Kami harapkan alat berat dari sejumlah perusahaan kayu bisa masuk ke Kota Wasior guna membantu menghubungkan sejumlah ruas jalan yang terputus," katanya.
Saat ini, penerbangan dari Manokwari menuju bandara Teluk Wondama belum bisa beroperasi karena landasan pacu di bandara Teluk Wondama masih tergenang air yang cukup tinggi.
Semoga orang-orang yang meninggal diterima disisi tuhan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar